FTIK Adakan Rapat Kerja Fakultas
Mengawali kegiatan di 2017 ini, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya mengaadakan Rapat Kerja Fakultas pada Rabu (11/1) kemarin, di Gedung Laboratorium Terpadu.
Kegiatan perdana ini dihadiri oleh seluruh pimpinan di tingkat fakultas, jurusan, prodi, serta jajaran Bagian Tata Usaha. Rapat juga dihadiri Rektor, Dr. Ibnu Emil AS. Pelu, SH. MH., dan jajaran Rektorat lainnya.
Ada sejumlah agenda yang dibicarakan dalam rapat, Prosedur dan Mekanisme Pencarian Keuangan TA. 2017, Format Laporan Kegiatan sesuai dengan Standar Keuangan, dan hal-hal lain yang dianggap penting. Selaku narasumber adalah Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Fadli Rahman, M.Ag beserta tim keuangannya.
Sebelum para narasumber memberikan materinya, Wakil Dekan II, Dr. Hj. Hamidah, MA, lebih dahulu memaparkan kondisi pengelolaan keuangan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Rapat dipandu oleh Hartani, S.Ag, M.Si, Kabag Tata Usaha FTIK.
Dalam sambutannya, Dekan FTIK, Drs. Fahmi,M.Pd, memaparkan sejumlah kelemahan yang masih dimiliki dan tantangan yang akan dihadapi di tahun 2017 ini. Di antara kelemahan itu, yang utama adalah lemahnya koordinasi dan komunikasi antarpimpinan dan pemegang tanggungjawab serta pelaksana program dan kegiatan.
Kekurangan lainnya adalah minimnya publikasi dan penelitian ilmiah para dosen FTIK. Dekan berharap kelemahan ini bisa diperbaiki di tahun kerja 2017 ini.
Rektor menyambut baik kegiatan ini. “Setiap perguruan tinggi memiliki spesifikasi persoalan dan tantangan, IAIN Palangka Raya sendiri memiliki sejumlah persoalan spesifik tersebut yang harus dipahami oleh semua jajaran pimpinan,” ujarnya memberikan arahan. Para peserta rapat pun nampak antusias memperhatikan paparan Rektor.
Menurut Rektor, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan adalah harapan untuk alih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Di FTIK lah embrio lahirnya Fakultas MIPA sebagai syarat alih status tersebut.
“Rapat ini diharapkan dapat menyamakan persepsi antarpimpinan di tingkat institut dan fakultas,” ujar Rektor. “Kita harus membangun sistem yang baru, yang transparan, terukur dan terindikator. Agar leadership tidak mengandalkan figur, harus dibangun sebuah sistem yang baik. Sehingga siapapun yang memimpin, sistem akan tetap bergerak maju dan optimal.” (CP)