Fakultas

Ada Yang Beda dari Yudisium FTIK Kali Ini

 

Bertempat di Hotel Luwansa Palangka Raya, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya menggelar Yudisium Angkatan VIII & XI, hari ini, Selasa (31/7). Namun ada nuansa berbeda pada yudisium kali ini. Selesai prosesi yudisium, 55 peserta mendapat pencerahan dan motivasi dari Farhan Slamet, S.Ag.

Alumni FTIK tahun 1999 itu diundang panitia yudisium sebagai perwakilan alumni sukses. Farhan sengaja dihadirkan untuk memberikan pencerahan dan motivasi kepada para lulusan baru FTIK.

Menurut Dekan FTIK, pencerahan tentang dunia kerja dirasa sangat penting. Meskipun para peserta yudisium ini adalah para sarjana pendidikan, namun di lapangan mereka tetap akan bersaing di dunia kerja. Jalan rejeki setiap orang berbeda-beda. Sebagian dari para lulusan FTIK itu mungkin rejekinya bukan di dunia pendidikan.

“Itulah mengapa mereka perlu diberikan pencerahan dan motivasi kerja yang bervariasi. Nyatanya, banyak para alumni kita yang berkiprah dan sukses di bidang-bidang nonpendidikan, seperti bisnis, keagamaan, politik dan pemerintahan,” tambahnya.

Farhan Slamet tergolong penguasa muda sukses di Kota Palangka Raya. Pemilik UD. Airwana Raya ini telah menggeluti berbagai bidang usaha. Dari hasil usahanya itu, Farhan menjadi supplier ikan segar di restoran dan warung-warung makan di Kota Palangka Raya.

Selain budidaya ikan, saat ini Farhan juga tengah  menggeluti bidang budidaya tanaman. Dia bercita-cita ingin menjadikan lahan-lahan kosong di Kalimantan Tengah menjadi pusat budidaya ikan air tawar.

Dalam presentasinya, Farhan memberikan banyak motivasi. “Sukes adalah bisa memberikan apa yang diinginkan orang. Jadi kita sebagai mahasiswa, sukes adalah bisa memberikan apa yang diminta oleh dosen dan guru kita. Sarjana sukses adalah bisa memberikan apa yang diinginkan oleh kampus Anda.

“Jangan sampai kita gagah di dunia maya, tapi juga harus gagah di dunia nyata,” ujarnya penuh semangat. “Jadi sarjana harus tangguh, dan siap menghadapi tantangan zamannya. Tidak menjadi guru itu bukan kegagalan. Kita bisa menjadi apa saja, karena orang yang hebat itu orang yang bisa sesuatu dari yang semula tidak ada menjadi ada.” (CP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *